Menghitung Range Level Transmitter untuk Transmitter Jenis Differential Pressure.

Berikut ini akan saya bagikan sedikit ilmu instrumentasi tentang menghitung range untuk level transmitter untuk transmitter jenis differential pressure. Sebelumnya kiranya perlu saya sampaikan bahwa ilmu ini saya dapatkan dari pengajaran senior saya di tempat kerja yang telah dengan senang hati membagi ilmunya kepada saya. Serta dari pengalaman saya memasang level transmitter jenis differential pressure (DP) di tempat saya bekerja. Jadi saya tidak mengklaim apa yang saya tulis pasti benarnya dan belum tentu juga sesuai dengan istilah yang umum digunakan di akademi maupun para teknisi pada umumnya.


Sebelum ke materi ada kiranya perlu saya sampaikan beberapa istilah yang nanti akan saya gunakan, yakni;

LRV (Lower Range Value): Nilai range terendah dimana transmitter harus menunjukan indikasi level 0%.
URV (Upper Range Value): Nilai range tertinggi dimana transmitter harus menunjukan indikasi level 100%
Range         : Nilai LRV dan URV yang tersetting pada transmitter.
Zero           : Nilai LRV transmitter (terkait dengan setting range.)
Span           : Selisih URV - LRV.
H Side        : Sensor DP transmitter sisi Higher.
L Side        : Sensor DP transmitter sisi Lower.
Sg              : Specific Gravity (masa jenis dalam kg/m3/1000).
h                : Ketinggian zat terukur.

RUMUS DASAR MENGHITUNG DIFFERENTIAL PRESSURE
Differential Pressure transmitter adalah jenis transmitter yang memiliki dua bagian sensor untuk mengukur tekanan yang diterima; sisi H dan sisi L. DP transmitter mengeluarkan output berdasarkan selisih tekanan yang diterima di sisi H dan di sisi L (∆P /delta P).

Jadi rumus utama untuk menghitung range DP transmitter adalah:

∆P = PH - PL

dimana:
∆P = Differential Pressure
P= Tekanan di sisi H (Pressure on H side)
PL   = Tekanan di sisi L (Pressure on L side)

Darimanakah di dapatkan nilai PL dan PH? Nilai PL dan PH didapat dari tekanan hidrostatis atau hasil kali Specific Gravity dengan ketinggian zat ukur. Perhatikan gambar berikut;

Gambar di atas adalah perumpamaan sebuah tangki tertutup yang diukur dengan transmitter tipe DP yang mana line H side terhubung ke bagian bawah tangki sedangkan line L side terhubung ke bagian atas tangki. line H Side terisi penuh oleh Liquid sedang line L Side terisi penuh oleh Vapor.

PH = (Sg1 x h1) + (Sg2 x h2)
PL = (Sg1 x h3)

Catatan:
- Nilai Sg pada line H ataupun line L menggunakan tubing / pipa tergantung pada fluida yang mengisi line tersebut. Fluida dapat berupa Liquid yang diukur, Vapor dari liquid atau fluida lain tergantung pada instalasinya. 

- Pada transmitter type remote seal, Sg line L dan H tergantung pada liquid filler yang mengisi capillary tubenya.
- Pada instalasi tangki terbuka, sisi H transmittter di pasang di bawah tangki dan sisi L transmitter di biarkan pada tekanan atmosfer. Dan nilai tekanan pada sisi L di anggap 0.



MENENTUKAN LRV DAN URV PADA LEVEL TRANSMITTER


Untuk menentukan LRV tinggal hitung saja ∆P  pada saat tangki kosong. Dan untuk menentukan URV tinggal hitung saja ∆P  ketika tangki penuh. namun sebelumnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu jenis instalasi transmitternya, apakah dry leg atau wet leg.

Instalasi Dryleg merupakan instalasi transitter yang membiarkan sisi L transmitter (lihat h4 di gambar di bawah) yang terhubung ke top tank dikosongkan dan tidak diisi liquid seal. Sisi L ini nantinya akan diisi oleh vapor gas dari liquid tangki tersebut. Kekurangan instalasi dryleg adalah apabila tangki mengalami kelebihan level >100% atau overflow, indikasi akan jatuh bahkan menjadi 0% atau di bawah 0 (level drop).

Instalasi Wetleg merupakan instalasi transmitter yang mengharuskan sisi L  (lihat h4 di gambar di bawah) yang terhubung ke top tank diisi liquid seal baik berupa air, glycol atau liquid seal lainnya. Fungsi liquid seal di sini akan mencegah level drop sehingga penunjukan lebih akurat. Instalasi wetleg banyak dipakai di tangki seperti steam drum, Ammonia Receiver, Tangki Benfield dan sebagainya.

Mari kita bahas satu persatu.

Menghitung Range Transmitter Jenis Dry Leg
 

Contoh kasus:
Sebuah perusahaan membutuhkan instalasi DP Transmitter untuk mengukur level Liquid dengan ketentuan seperti gambar. Tentukan range transmitter yang terpasang.

ket : 
h1 = tinggi vapor
h2 = tinggi liquid
h3 = tinggi liquid yang berada di tubing instalasi H transmitter dimana ketika tangki 0%, tubing ini masih akan terisi oleh liquid dari tangki.
h4 = tinggi instalasi tubing L transmiiter terhadap titik 100% level.


#Untuk LRV (level liquid 0%) maka nilai h1=7500mm sedangkan nilai h2 = 0 mm.
LRV = PH-PL
<=>[(Sg1 x h1) + (Sg2 x h2) + (Sg2 x h3)] - [Sg1xh4]
<=>[(0.1 x 7500) + (1 x 0) + (1x1500)] - [0.1 x (3000+4500+1500)]
<=>[750 + 0 +1500] - [900]
<=>2250-900
<=>1350 mmH2O
Jadi LRV-nya adalah 1350 mmH2O

#Untuk URV (level liquid 100%) maka nilai h1=0 mm sedangkan nilai h2 = 7500 mm.

URV = PH-PL
<=>[(Sg1 x h1) + (Sg2 x h2) + (Sg2 x h3)] - [Sg1xh4]
<=>[(0.1 x 0) + (1 x 7500) + (1x1500)] - [0.1 x (9000)]
<=>[0 + 7500 +1500] - [900]
<=>9000-900
<=>8100 mmH2O
Jadi URV-nya adalah 8100 mmH2O

Jadi transmitter tersebut dipasang pada range: 1350 ~ 8100 mmH2O

Menghitung Range Transmitter Jenis Wet Leg
 

Dengan contoh kasus yang sama, kita akan menghitung range dengan instalasi wetleg.

#Untuk LRV (level liquid 0%) maka nilai h1=7500mmH2O sedangkan nilai h2 = 0 mmH2O.
LRV = PH-PL
<=>[(Sg1 x h1) + (Sg2 x h2) + (Sg2 x h3)] - [Sg2xh4]
<=>[(0.1 x 7500) + (1 x 0) + (1x1500)] - [1 x (3000+4500+1500)]
<=>[750 + 0 +1500] - [9000]
<=>2250-9000
<=>-6750 mmH2O
Jadi LRV-nya adalah -6750 mmH2O

#Untuk URV (level liquid 100%) maka nilai h1=0 mmH2O sedangkan nilai h2 = 7500 mmH2O

URV = PH-PL
<=>[(Sg1 x h1) + (Sg2 x h2) + (Sg2 x h3)] - [Sg1xh4]
<=>[(0.1 x 0) + (1 x 7500) + (1x1500)] - [1 x (9000)]
<=>[0 + 7500 +1500] - [900]
<=>9000-9000
<=>0 mmH2O
Jadi URV-nya adalah 0 mmH2O

Jadi transmitter tersebut dipasang pada range: -6750 ~ 0 mmH2O

Kesimpulan

Pada instalasi Dryleg, range yang didapat adalah
1350 ~ 8100 mmH2O dengan span sebesar 6750 mmH2O
Jika transmitter yang digunakan adalah jenis pneumatic transmitter, setelah transmitter dikalibrasi dengan range 0 ~ 6750 mmH2O, kita perlu suppression adjuster screw agar transmitter dapat dipasang di range 1350 ~ 8100 mmH2O.

Pada instalasi Wetleg, range yang didapat adalah
-6750 ~ 0 mmH2O dengan span 6750 mmH2O
Jika transitter yang digunakan adalah jenis pneumatic transmitter, setelah transmitter dikalibrasi dengan range 0 ~ 6750 mmH20, kita perlu elevation adjuster screw agar transmitter dapat dipasang di range -6750 ~ 0 mmH2O.

Coba perhatikan range instalasi Dryleg, LRV-nya dimulai dari 1350 mmH2O (bilangan positif lebih dari 0), ketika terjadi overflow level lebih dari 100%, maka sisi L akan terisi liquid dan instalasi pun berubah seketika menjadi wetleg. Coba perhatikan kembali range Wetleg, ketika 100% level, transmitter akan mengalami differential pressure (DP) sebesar 0 mmH2O.

Oleh karena itu, sangat riskan memasang transmitter berjenis dryleg di instalasi yang memiliki kemungkinan level overflow karena seketika indikasi DP transmitter akan jatuh bahkan di bawah nilai LRV nya. Transmitter yang seharusnya menunjukan nilai 100% akan terbaca 0%.


Sekian semoga bermanfaat.

19 comments:

  1. salam kenal pak. mudah2 bisa saling berbagi pengalaman dan kreativitas. Amien.

    ReplyDelete
  2. level transmitter ini fungsinya apa ya pak dalam proses?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Pak atas tanggapannya. Jadi saya jawab sepengetahuan saya level transmitter ini digunakan untuk mengukur ketinggian fluida di dalam tangki. Misalnya, dalam skala 0 - 100 % yang ditetapkan, saat ini tinggi fluida sedang berada di ketinggian berapa persen.

      Dengan diketahuinya ketinggian fluida di dalam tangki akan mencegah tangki dari kekosongan fluida atau kepenuhan fluida. Sebab bila fluida terlalu rendah dapat diambil tindakan penambahan aliran fluida masuk ke tangki dan pengurangan keluarannya. Bila fluida sudah terlalu tinggi maka fluida masuk di kurangi dan fluida keluar ditambah.

      Kira-kira seperti itu Pak yang saya tahu.

      Delete
  3. selain fluida apa bisa dipake untuk tangki yang isinya solid ya pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf, Pak. Saya belum pernah menemui pengukuran level untuk yang sifatnya solid Pak. Karena biasanya hubungannya dengan aliran.

      Delete
    2. Pak Iwan, ternyata untuk pengukuran level yang solid dapat menggunakan level transmitter namun dengan prinsip kerja berbeda seperti misalnya ultrasonic atau radar.
      Maaf baru bisa menjawabnya.

      Delete
  4. misalnya gini pak ini menurut bapak bener apa ndak ya? "di proses produksi ndek tangki dipasang level untuk sensor valve buka/nutup. jadi kalo tangki sudah penuh, level mengirim sinyal ke valve untuk nutup" lha itu bener apa nggak pak ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya betul, kira-kira seperti itu. Namun indikatornya sebenarnya bukan sudah penuh apa belum. Di sebuah sistem kontrol ada yang namanya "Set Point" atau nilai yang diinginkan.

      Misalnya tangki A ingin dijaga levelnya di 80% maka set pointnya akan di set di 80%. Ketika transmitter mengindikasikan level telah melebihi 80% maka controller akan memerintahkan valve untuk mengurangi bukaan valvenya. Begitu juga sebaliknya.

      Delete
    2. ooo iya pak bener, pernah denger tentang set point. jadi bukan bukan nutup penuh pak ya, tapi mengurangi bukaan.
      terima kasih penjelasanya.

      Delete
    3. Kira-kira seperti itu. Sama-sama.

      Delete
  5. pak mengacu pada rumus DeltaP = Rho (masa jenis) x G (Gravitasi) x H (Ketinggian)....pada rumus ini grafitasi di bulatkan menjadi 1 makanya tidak masuk hitungan..begitu bukan pak??..

    ReplyDelete
  6. mungkin bapak mau berkunjung ke blog saya hehehe
    ditunggu kritik dan sarannya...

    ReplyDelete
  7. salam kenal mas sidiq, Untuk menentukan LRV tinggal hitung saja ∆P pada saat tangki kosong. Dan untuk menentukan URV tinggal hitung saja ∆P ketika tangki penuh.
    #Untuk LRV (level liquid 0%) maka nilai h1=7500mmH2O sedangkan nilai h2 = 0 mmH2O. mengapa 7500mmH20 mas sedangkan pada gambar diatas diketahui h1=3000, apakah saat tangki kosong h1 menjadi penjumlahan h1+h2 sehingga=7500 mohon penjelasannya mas, terimakasih mass..

    ReplyDelete
  8. Salam kenal mas sidiq, Untuk menentukan LRV tinggal hitung saja ∆P pada saat tangki kosong. Dan untuk menentukan URV tinggal hitung saja ∆P ketika tangki penuh.
    #Untuk LRV (level liquid 0%) maka nilai h1=7500mmH2O sedangkan nilai h2 = 0 mmH2O. kenapa nilai h1=7500mmH20 mas sedangkan gambar diatas dketahui h1=3000mmh20, apakah saat menghitung lrv pada saat tangki kosong h1=h1+h2 mohon pencerahannya mas sidiq..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mas Anto. Maaf baru sempat membalas.
      Mohon maaf ada kesalahan ketik. Nilai H seharusnya mm bukan mmH2O karena berupa besaran tinggi (panjang). Sedangkan mmH2O adalah satuan untuk tekanan. Jadi mohon maaf atas kesalahannya.

      penjelasannya...

      h1 adalah tinggi dari vapor
      sedangkan h2 adalah tinggi dari liquid.

      Ketika kondisi liquid = 0% maka tangki dipenuhi vapor sehingga nilai h1(vapor) menjadi 7500 mm
      sedangkan h2 (liquid) senilai 0 mm

      sebaliknya ketika kondisi liquid 100% maka nilai h1(vapor) senilai 0 mm sedangkan h2 liquid = 7500 mm.

      demikian mas semoga bermanfaat.

      Delete